yasaba.org Dilemanya orang Indonesia kalau ingin meraih
kemuliaan malam lailatul- Qadar adalah
menentukan, malam ganjil versi siapakah kemuliaan
itu turun. Karena biasanya Ramadhan di Indonesia
sering terjadi perbedaan pada penentuan awalnya.
Kalau awalnya sudah beda, maka dipastikan malam
ganjil dan genap pun akan berbeda. Sesuai versia
siapa?
Malam ganjil dan genap menjadi perhatian
penting bagi kebanyakan orang Indonesia, karena
memang, beberapa orang menganggap kemuliaan
malam lailatul Qadar itu diturunkan oleh Allah s.w.t.
pada malam ganjil. Dan itu pun di 10 terakhir
bulama Ramadhan.
Lalu, apakah benar kemuliaan malam lailatul
Qadar itu turun di malam malam ganjil saja?
Dilemma yang lain adalah, keharusan I’tikaf di
masjid. Sebagian orang atau bahkan banyak orang di
Indonesia menganggap bahwa untuk meraih
kemuliaan malam lailatul Qadar itu harus dengan
melakukan ibadah I’tikaf di masjid. Katanya.
Dilemma bagi orang yang tidak mungkin bisa
I’tikaf. Entah karena memang harus bekerja
sepanjang malam dan sepanjang hari. Atau mungkin
saja bagi pasangan orang tua yang tidak punya
pembantu, mereka berdua harus mengurus
bergantian anak bayinya yang baru lahir.
Bisa juga karena anak yang harus mengurus orang
tua yang sudah papa dan tidak berdaya. Yang kalau
ditinggalkan I’tikaf ke masjid, ia tidak punya orang
yang menggantikannya untuk mengurus orang
tuanya di rumah.
Tapi, apa iya, kalau ingin mendapatkan kemuliaan
malam lailatul Qadar itu harus I’tikaf di masjid?
Kalau tidak I’tikaf apa Allah s.w.t. menutup
rahmatnya untuk memberikan kemuliaan itu bagi
orang-orang yang di rumah saja?
Dilemma lagi, lagi-lagi dilemma. Kalaupun bisa
I’tikaf dan beribadah di malam itu. Dia tidak
mungkin menghidupkan malamnya sepenuhnya
dengan ibadah. toh dia datang ke masjid,
sebenarnya ingin istirahat dari beratnya pekerjaan
di siang hari.
Karena beberapa orang menganggap bahwa
untuk dapat malam mulia ia harus menghidupkan
malamnya dengan ibadah. kalau tidur, ya sulit untuk
disebut sebagai orang yang menghidupkan malam
dengan ibadah.
Loh, memangnya harus ya terjaga sepanjang
malam untuk bisa mendapatkan kemuliaann
malam lailatul Qadar?
Dilemma lagi. Bagi wanita yang ingin juga meraih
kemuliaan malam lailatul Qadar. Di mana mereka
harus I’tikaf? Bolehkah mereka I’tikaf di rumah?
Karena ada beberapa ulama menyebut bolehnya
wanita I’tikaf di rumah; yakni di mushalla rumahnya.
Bukankah I’tikaf itu di tempat shalat. Dan tempat
terbaik wanita untuk shalat adalah di rumah.
Emang iya, boleh wanita I’tikaf di rumah?
Juga yang dipertanyakan adalah kapan
sebenarnya malam lailatul Qadar? Menjadi bingun
karena disebutkan dalam al-Quran bahwa lailatul
Qadar itu adalam malam di turunkannya al-Qur’an.
Dan malam turunnya al-Qur’an, justru di Indonesia
itu diperingati pada tanggal 17 Ramadhan.
Padahal banyak yang bilang kalau malam lailatul
Qadar itu adanya di 10 akhir bulan ramadhan. Dan
17 Ramadhan itu bukan sepuluh terakhir. Dia
sepuluh kedua.
Jadi, yang bener malam lailatul Qadar itu malam
turunnya al-Qur’an yang 17 Ramadhan? Atau
malam turunnya al-Qur’an yang di sepuluh
terakhir? Atau memang ada 2 al-Qur’an yang
turun? Satu di malam 17 Ramadhan, dan satu lagi
di malam lailatul Qadar? Mana yang bener?
Beberapa orang juga bingung. Nanti jika ia
menghidupkan malam Ramadhan di sepuluh
terakhir. Ibadah apa yang mesti dikerjakan pada
malam itu?
Ada ibadah khusus ngga? Ada amalan yang harus
ngga? Ada ritual wajib ngga? Ada wiridan dan
dzikir yang mesti diamalkan ngga?
Pertanyan-pertanyaan tersebutlah yang menjadi
dasar buku kecil ini ditulis. Yakni untuk menjawab
pertanyaan kebanyakan orang berkaitan dengan
malam lailatu Qadar, serta cara meraihnya dan apa
yang mesti dikerjakan.
Selama membaca.
link
Ahmad Zarkasih