Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Meraih Lailatul Qadar Haruskah I'tiqaf?

Jumat | Maret 31, 2023 WIB | 0 Views
yasaba.org Dilemanya orang Indonesia kalau ingin meraih kemuliaan malam lailatul- Qadar adalah menentukan, malam ganjil versi siapakah kemuliaan itu turun. Karena biasanya Ramadhan di Indonesia sering terjadi perbedaan pada penentuan awalnya. Kalau awalnya sudah beda, maka dipastikan malam ganjil dan genap pun akan berbeda. Sesuai versia siapa? Malam ganjil dan genap menjadi perhatian penting bagi kebanyakan orang Indonesia, karena memang, beberapa orang menganggap kemuliaan malam lailatul Qadar itu diturunkan oleh Allah s.w.t. pada malam ganjil. Dan itu pun di 10 terakhir bulama Ramadhan. Lalu, apakah benar kemuliaan malam lailatul Qadar itu turun di malam malam ganjil saja? Dilemma yang lain adalah, keharusan I’tikaf di masjid. Sebagian orang atau bahkan banyak orang di Indonesia menganggap bahwa untuk meraih kemuliaan malam lailatul Qadar itu harus dengan melakukan ibadah I’tikaf di masjid. Katanya. Dilemma bagi orang yang tidak mungkin bisa I’tikaf. Entah karena memang harus bekerja sepanjang malam dan sepanjang hari. Atau mungkin saja bagi pasangan orang tua yang tidak punya pembantu, mereka berdua harus mengurus bergantian anak bayinya yang baru lahir. Bisa juga karena anak yang harus mengurus orang tua yang sudah papa dan tidak berdaya. Yang kalau ditinggalkan I’tikaf ke masjid, ia tidak punya orang yang menggantikannya untuk mengurus orang tuanya di rumah. Tapi, apa iya, kalau ingin mendapatkan kemuliaan malam lailatul Qadar itu harus I’tikaf di masjid? Kalau tidak I’tikaf apa Allah s.w.t. menutup rahmatnya untuk memberikan kemuliaan itu bagi orang-orang yang di rumah saja? Dilemma lagi, lagi-lagi dilemma. Kalaupun bisa I’tikaf dan beribadah di malam itu. Dia tidak mungkin menghidupkan malamnya sepenuhnya dengan ibadah. toh dia datang ke masjid, sebenarnya ingin istirahat dari beratnya pekerjaan di siang hari. Karena beberapa orang menganggap bahwa untuk dapat malam mulia ia harus menghidupkan malamnya dengan ibadah. kalau tidur, ya sulit untuk disebut sebagai orang yang menghidupkan malam dengan ibadah. Loh, memangnya harus ya terjaga sepanjang malam untuk bisa mendapatkan kemuliaann malam lailatul Qadar? Dilemma lagi. Bagi wanita yang ingin juga meraih kemuliaan malam lailatul Qadar. Di mana mereka harus I’tikaf? Bolehkah mereka I’tikaf di rumah? Karena ada beberapa ulama menyebut bolehnya wanita I’tikaf di rumah; yakni di mushalla rumahnya. Bukankah I’tikaf itu di tempat shalat. Dan tempat terbaik wanita untuk shalat adalah di rumah. Emang iya, boleh wanita I’tikaf di rumah? Juga yang dipertanyakan adalah kapan sebenarnya malam lailatul Qadar? Menjadi bingun karena disebutkan dalam al-Quran bahwa lailatul Qadar itu adalam malam di turunkannya al-Qur’an. Dan malam turunnya al-Qur’an, justru di Indonesia itu diperingati pada tanggal 17 Ramadhan. Padahal banyak yang bilang kalau malam lailatul Qadar itu adanya di 10 akhir bulan ramadhan. Dan 17 Ramadhan itu bukan sepuluh terakhir. Dia sepuluh kedua. Jadi, yang bener malam lailatul Qadar itu malam turunnya al-Qur’an yang 17 Ramadhan? Atau malam turunnya al-Qur’an yang di sepuluh terakhir? Atau memang ada 2 al-Qur’an yang turun? Satu di malam 17 Ramadhan, dan satu lagi di malam lailatul Qadar? Mana yang bener? Beberapa orang juga bingung. Nanti jika ia menghidupkan malam Ramadhan di sepuluh terakhir. Ibadah apa yang mesti dikerjakan pada malam itu? Ada ibadah khusus ngga? Ada amalan yang harus ngga? Ada ritual wajib ngga? Ada wiridan dan dzikir yang mesti diamalkan ngga? Pertanyan-pertanyaan tersebutlah yang menjadi dasar buku kecil ini ditulis. Yakni untuk menjawab pertanyaan kebanyakan orang berkaitan dengan malam lailatu Qadar, serta cara meraihnya dan apa yang mesti dikerjakan. Selama membaca. link Ahmad Zarkasih
×
Berita Terbaru Update